Selasa, 28 November 2023

Perjuangan Seorang Guru Honorer di Pedalaman Amfoang.

Guru adalah peran yang penting dalam proses pendidikan, guru juga mempunyai perjuangan yang besar agar menjadi seorang guru. guru harus mampu menjadi contoh yang baik, yang profesional, menunjukkan ilmu yang baik kepada peserta didik dari segi spiritual maupun moral. dan itu sangat membutuhkan perjuangan dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa memulai itu semua, banyak yang menjadi guru, tapi banyak pula guru yang tidak profesional, bisa kita lihat di era zaman sekarang.

Ketika guru mengajar ada salah satu peserta didik nya yang nakal, ketika di cubit saja, peserta didik ini tidak terima dan melaporkannya kepada orang tua, yang terjadi orang tua juga tidak terima dan guru tersebut malah di datangi dan di cerca dengan begitu banyak kata hinaan. Kami hanyalah seorang Guru Honorer Sekolah namun memiliki niat yang tulus untuk mendidik dan menasehati anak bangsa untuk jadi yang lebih baik. Bahkan peraturan sekolah selalu disampaikan kepada orang tua setiap kali mengadakan rapat dan juga awal masuk sekolah sudah diberi tahu apabila ada peraturan yang harus di taati.

Ketika peserta didik tersebut melanggar otomatis itu sudah tanggung jawab sekolah untuk menanganinya, inilah seorang perjuangan guru, niat nya agar peserta didik tersebut berubah menjadi lebih baik, tapi akhirnya malah di laporkan, di cerca hinaan, bahkan di ancam begitu rupa. hal ini sebenanya tidak dibenarkan karena seperti tindakan kriminal, tetapi melihat situasi yang ada.

Apabila peserta didik tersebut sudah keterlaluan mau tidak mau harus diberi arahan dan masukan, perjuangan guru untuk mendidik peserta didik itu sangatlah berat, karena guru mampu untuk mengerti dan memahami peserta didik semua yang ada di kelas, tentu kelas tersebut mempunyai pemikiran yang berbeda, tetapi itulah perjuangan guru, harus dan wajib berproses di dalamnya.

Guru adalah seorang yang tangguh dikala guru awal mengajar pasti ada peserta didik yang tidak suka, yang celotehan, banyak yang mengobrol sendiri, ini adalah salah satu perjuangan guru yang harus diterima dengan ikhlas, menjadi guru itu tidak mudah, ketika kita melakukan hal yang jelek pasti akan di tiru.

Apabila kita mengajarkan yang salah, pasti akan banyak terjadi kesalahpahaman antara murid dan guru, perjuangan sangat berat, semula harus kuliah menuntut ilmu 3,5-4 tahun, setelah itu bekerja, dan walaupun hanya bekerja menjadi guru honorer sekolah namun harus memenuhi banyak syarat, ketika sudah masuk kelas harus mengkondusifkan kelas dan peserta didik, banyak rintangan yang dilalui oleh seorang guru.

Menjadi guru adalah profesi yang mulia, maka banggalah menjadi guru, karena kita bisa mengamalkan apa yang sudah kita kerjakan dan memperoleh ketika kita menempuh kuliah tersebut, bangga menjadi guru, tanpa guru kita tidak bisa apa-apa, wujudkanlah cita-citamu dengan kerja keras dan kerja ikhlas, cita-citamu, masa depanmu sangat mulia jika menjadi guru walau itu hanya sebatas Guru Honorer.
Wahai Pemangku Kebijakan, dengarkanlah rintihan anak bangsa di Pelosok Negeri Indonesia Timur.

Salam Pendidikan dari Kami Anak Setapak Batas "Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, Amfoang Timur).
Dari Jejak perjuangan kami Guru Honorer menunjukkan Wajah Negeri tercinta di batas Indonesia Timur. INDONESIA πŸ™

Peran Guru Perbatasan Indonesia Timur dalam Menghadapi Era Digitalisasi.

Dipungkiri atau tidak saat ini arus globalisasi semakin meluas, perkembangan teknologi pun kian canggih, dunia kini memasuki era revolusi 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial inteligen, big data, robotic dan sebagainya dimana telah sedikit banyak memangkas tenaga-tenaga manusia dan menggantinya dengan mesin atau perangkat yang canggih atau kita kenal dengan fenomena disruptive innovation.

Perkembangan teknologi dan informasi memengaruhi aktivitas sekolah dengan sangat masif (utuh dan padat). Berbagai informasi dan pengetahuan dapat diakses dengan mudah bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi (hal tercabut dari akarnya) yang sangat hebat sehingga peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit bergeser menjauh. Di masa yang akan datang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas dan inovasi yang sangat tinggi. Bisa kita lihat pada saat ini banyak sekolah yang dipandang kurang bergerak cepat atau istilahnya "ketinggalan zaman". Informasi jarang diupdate dan dibiarkan "basi" begitu saja, kondisi ini dipicu oleh keterbatasan penguasaan teknologi, lambatnya penyebaran informasi dan pengembangan infrastruktur yang tidak mendukung. Kondisi ini pun diperburuk dengan tingkat kompetensi guru dalam memahami dan menerjemahkan kurikulum dalam pembelajaran di ruang kelas. Fenomena tersebut memicu para guru di era revolusi 4.0 dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks terutama fenomena kekinian.

Fenomena kekinian tersebut ditopang oleh kehadiran generasi millenial yang lebih populer yang bisa kita sebut "kids zaman now" dimana para siswa sekarang tidak suka berlama-lama duduk di ruang kelas hanya sekedar mendengarkan guru ceramah namun mereka adalah generasi multitasking yang bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, belajar sambil upload foto di media sosial misalnya.

Kegiatan pembelajaran monoton di kelas juga menjadi musuh utama gairah belajar siswa karna hal tersebut dinilai membosankan, pembelajaran di kelas sudah sepatutnya tidak lagi directive dimana guru memiliki peran authoritative dalam mengajarkan pengetahuan kepada siswa. Dengan demikian itu menjadi salah satu tantangan kita sebagai tenaga profesi pendidik/guru untuk mampu merangsang kecakapan abad 21 (kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif) dalam pembelajaran dan pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, serta guru harus bisa mendorong fleksibilitas belajar siswa diluar kelas melalui bantuan platform pendidikan online atau memanfaatkan media sosial yang tersedia.

Perubahan era ini tidak dapat dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mewadahi agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing dalam skala global tak terkecuali peningkatan kualitas SDM tenaga pendidik. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan formal mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti perkembangan era revolusi 4.0

Keberhasilan Indonesia untuk menghadapi Era Revolusi 4.0 turut ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik seperti dosen, guru maupun tenaga pendidik lainnya. Sebagai seorang tenaga profesi pendidik kita juga harus bisa menyesuaikan dengan era revolusi 4.0 ini yang serba futuristic, challenge yang dihadapi bukan hanya bagaimana si pendidik bisa beradaptasi dengan fasilitas teknologi dan capable dalam penggunaan teknologinya, melainkan si pendidik harus tau bagaimana cara membaca perubahan era yang dipengaruhi oleh teknologi.

Perubahan di era revolusi 4.0 ini pun berkembang sangat cepat, maka dari itu tantangan kita sebagai tenaga profesi pendidik tidak boleh tertinggal dan harus selalu up to date dengan perubahan dan segera berbenah diri untuk menghadapi perubahan. Perubahan itu pun bisa datang dari berbagai arah dan bisa mencakup segala bidang, sebagai contoh dalam hal psikologi siswa dan evaluasi pembelajaran dimana jika guru masih mengandalkan teknik old-school maka pendidik tersebut akan sangat lambat dalam mencapai goals dalam membenahi psikologi siswa dan melakukan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, tantangan profesi pendidik yang harus dilewati yaitu guru perlu memberikan sentuhan psikologis dan akademis, guru diharapkan memainkan peran sentralnya dalam memfasilitasi dan memantik api belajar para siswanya. Fasilitasi pembelajaran ini memiliki peran sentral terhadap keberhasilan belajar siswa. Guru harus lebih menyesuaikan teknik mengajar dengan era revolusi 4.0 saat ini agar menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan saat ini dan dimasa yang akan datang.

Salam Pendidikan πŸ™
Jadilah "The Man of Change's" pada unit SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap ✍️✍️✍️
Teriring salam dan Doa dari Guru Perbatasan Indonesia Timur.

Penulis dan Editor : Apdon Tanesib, S. Pd

Sepenggal Kisah Guru Honorer Sekolah SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap

Sepenggal Kisah Guru-guru SMPN 3 AMFOANG BARAT LAUT SATAP Di Daerah 3T Yang Serba Kekurangan.

Dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis, melalui wadah ini seseorang dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Komponen inti pendidikan itu adalah guru dan peserta didik yang terjadi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat berhasil apabila guru mampu mengembangkan diri secara profesional. 

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengembangkan diri menuju guru profesional yaitu, dengan terus meningkatkan kemampuan melalui pelatihan baik secara offline maupun online yang banyak diselenggarakan oleh institusi maupun organisasi yang berpengalaman di bidang pendidikan. 

Lantas bagaimana dengan perkembangan kompetensi guru daerah terpencil yang minim akan sarana dan fasilitas internet? “Berbagi pengalaman dan praktik baik dalam mengajar adalah salah satu solusinya”.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 


Berdasarkan uraian di atas, bagaimana upaya guru daerah terpencil yang penuh keterbatasan dalam mewujudkan tujuan pendidikan? Inilah kisah ku, guru pelosok daerah 3T dalam “Menjawab Panggilan Jiwa”.

Hallo sahabat pendidik dan inovatif, semoga semuanya dalam keadaan ceria.

Dalam tulisan ini saya ingin berbagi kisah bersama bapak/ibu guru hebat di seluruh Indonesia tentang perjalanan guru-guru di daerah 3T dalam menjawab panggilan jiwa sebagai seorang guru di pelosok negeri. 

Menjadi guru di daerah terpencil tidak sesulit apa yang kita bayangkan dan juga tidak semudah apa yang dikatakan orang. Saya, Apdon Tanesib S.Pd adalah seorang Tenaga Honorer Sekolah yang terpanggil untuk melayani pendidikan bagi putra-putri bangsa di SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap, Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk lebih mengenal keberadaan SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap, sobat pendidik dan inovatif bisa membaca setiap postingan guru-guru di daerah 3T yang menceritakan tentang perjalanan menuju kesuksesan bersama, bukankah pepatah dahulu mengatakan tak kenal maka tak sayang? Setelah melihat setiap postingan dan rasa suka dukanya kami, sekarang sobat pendidik dan inovatif bisa membayangkan bagaimana perjalanan saya menuju tempat tugas bukan?

Untuk sampai ke tempat tugas, setiap hari ada teman-teman guru harus menempuh perjalanan kurang lebih 8 km (pergi-pulang) hal ini di lakukan karena di unit satuan tidak memiliki mes atau tempat penginapan bagi guru. Untuk bekerja menjalankan tugas kami selalu mengendarai roda dua yang sudah hampir mesinnya tercopot oleh karena akses jalan yang berlubang, berbatu, naik turunnya gunung, serta sungai yang dilewati pun cukup ganas dan menakutkan.

Perjalanan yang bisa kami lalui untuk sampai ke lokasi kerja pun tidak memiliki jalan alternatif sehingga sangat menggangu pikiran ketika Musim hujan tiba. 

Jika musim panas tiba kami sangat gembira karena beberapa teman guru bisa menempuh perjalanan menggunakan motor sampai ke sekolah meskipun badan sedikit terasa pegal karena jalanan yang curam dan berbatu (sangat berisiko jika dilalui ketika musim hujan). 

Penasaran? sobat pendidik dan inovatif bisa menonton video di Channel YouTubenya Apdon Tanesib, disini bagaimana sobat pendidik, serukan? 

Jalan yang terjal dan ekstrim, membuat para guru tak bisa berseragam ketika berangkat ke sekolah. Pernah suatu hari, teman guru saya terjatuh yang menyebabkan seragam kerjanya kotor dan sobek. Sekarang dia cenderung berpakaian bebas ke sekolah dan tiba di sekolah baru kenakan seragam. Ia juga sangat menikmati perjalanan dan tugasnya sebagai pendidik. 

"Bagi saya semua ini adalah kepercayaan dan karunia Tuhan bagi saya dalam mendidik anak-anak di daerah terpencil" kata Arliyani Takaeb, Guru Honorer Sekolah SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap. Banyak hal yang dilakukan agar dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan suka cita, tiga diantaranya adalah:

1. Mencintai pekerjaan. Rasa cinta yang besar terhadap pekerjaan, mampu mengalahkan segala lelah dan sakit.

2. Berdamai dengan diri sendiri dan alam. Ketika kita dapat menerima segala kondisi dalam hidup, percaya tidak ada masalah tanpa adanya penyelesaian.

3. Rela berkorban. Ketika saya memahami kondisi motor saya yang tidak sesuai medan terjal, maka salah satu cara untuk menunjang pekerjaan dalam melaksanakan tugas, dia harus rela tinggalkan suaminya untuk tinggal di rumah warga di dekat sekolah pada musim hujan (semua demi pengabdian kepada anak bangsa di daerah 3T).

Selain kondisi alam dan medan tempuh, Rendahnya tingkat kehadiran peserta didik serta kemampuan membaca, menulis dan memahami materi yang kurang menjadi faktor terpenting dan utama untuk diperhatikan dan sesegera mungkin untuk dicarikan solusi penyelesaiannya. 

Hal yang dapat dilakukan adalah komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Baik itu atasan langsung, rekan sejawat, komite dan orang tua murid serta membangun komunikasi yang harmonis dengan peserta didik . 

Selain itu pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik dengan menerapkan pembelajaran kontekstual  membuat media pembelajaran dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung 

Sobat pendidik dan inovatif, untuk tulisan berbagi kisah tentang menjawab panggilan jiwa sampai disini dulu ya. Lain kesempatan kita dapat berjumpa kembali. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Akhir kata saya ucapkan terimakasih

Salam Pendidikan

Melalui Pendidikan Mari Kita Bangun Negeri Dari Pelosok Indonesia Timur (Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara dan Amfoang Timur)

Penulis : Apdon Tanesib, S.Pd (Guru Bahasa Indonesia, SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap, Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kab. Kupang-NTT)

Editor : Apdon Tanesib 

Dari Bumi Pertiwi

Dari Bumi Pertiwi Karya : Alinda A. Nopu (Alumni SMPN 3 Amfoang Barat Laut Satap) 10112024