Bonet, adalah tarian adat tradisional orang Timor Dawan yang biasa dilakukan pada saat acara nikah, pesta adat, dan juga Tarian bonet dilakukan untuk mengundang hujan turun yang di lakukan oleh sejumlah orang, wanita dan pria, menyanyi sambil berpegangan tangan dan menggerakan sentakan kaki ke Kiri satu kali dan kekanan dua kali , kemudian maju dan mundur dalam bentuk lingkaran. Gerakan sentakan kaki dan tangan dengan syair pantun yang dinyanyikan dan saling menjawab antara laki laki dan perempuan yang mengritisi kinerja kerja di ladang bahkan dalam kehidupan berumah tangga secara orang Timor/Dawan.
Bonet adalah jenis tuturan berirama atau puisi lisan yang seringkali dilagukan. Tuturan membentuk satuan-satuan berupa penggalan yang ditandai dengan jeda. Satuan-satuan ini membentuk bait atau kuplet. Jumlah larik tidak selalu sama. Ciri lainnya adalah pengulangan bentuk.
Berdasarkan isi dan fungsinya, bonet dibedakan atas lima jenis, yakni boennitu (puji-pujian kepada arwah), boen ba'e (puji-pujian dalam suasana ceria: kelahiran olen, menimang anak ko'an, penyambutan tamu futmanu-safemanu. hela boko ta,u ulan he nemen, menanti hujan turun dan nyanyian kerja (boenmepu).
Berbeda dengan kampanye gaya pemerintah yang asing di telinga masyarakat, pesan dan kata-kata dalam bonet jauh lebih kena di telinga masyarakat. Bonet dengan kata-kata yang dilontarkan dalam rajutan pantun dan syair dalam akan mudah diingat, dipahami dan dihayati. Dan menunjukan kerja sama atau gotong royong, tarian bonet yang merekatkan satu tangan dengan tangan lainnya dalam bentuk barisan akan membawa suasana keriangan pelakunya. Tak pelak, kegembiraan suasana menjadikan masyarakat yang berada dalam satu lingkaran bonet selalu mengingat kata-kata yang disampaikan pelantun syair.
Budaya sastra lisan seperti bonet sebenarnya dapat dijadikan alternatif menyampaikan apa yang menjadi program pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. Keadiluhungan bonet menjadikan apa yang disampaikan dalam syair-syairnya itu mudah mengalir dalam alam pikiran orang Timor/dawan Ketersentuhan nurani masyarakat terhadap sastra tersebut menjadikan bonet menjadi kata kunci budaya yang dapat dijadikan ujung tombak penyampai pesan program pemerintah pembangunan terhadap orang Timor/dawan.
Berikut ini Cuplikan Tarian Bonet dari Jemaat GMIT Betel Saukibe Klasis Amfoang Utara Pada Kegiatan Ulang Tahun Gereja Betel Saukibe Tahun 2022.
Penulis : Apdon Tanesib
Editor : Apdon Tanesib
Photography : Orce Veriyana Manoh
Narasumber : Lot Keas, Matheos Niab, Apdon Tanesib
Pendukung : Kaum Bapak Lingkungan 2 Jemaat Betel Saukibe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan benar π✍️